Manajemen Media Cetak


Manajemen media cetak meliputi tiga bidang utama: redaksi, iklan, dan pemasaran.

Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan diantaranya: peluang usaha, kemampuan SDM, kapital, SWOT dengan kompetitor, keinginan pembaca, perubahan sosial berupa teknologi, ekonomi, politik, budaya, dll.

Langkah yang perlu dilakukan antara lain: perhatian terhadap lingkungan eksternal, menjual ruang untuk iklan, efesiensi di semua unit usaha, suntikan modal dll.

Sumber Pendapatan

Semua pendapatan diperoleh dari:

  1. Penjualan produk media cetak (eceran, langganan, barter dll)
  2. Penjualan kolom (iklan baris, duka cita dll)
  3. Penjualan jasa kegiatan off print seperti seminar, pameran dll untuk membentuk image posistif (Djuroto, 2000).

Struktur Oganisasi Media Cetak

1. Owner: pemilik perusahaan yang menerima laporan pertanggungjawaban dari top manager. Terkadang owner identik dengan top manajer.

2. Top manager: pengambil kebijakan internal dan eksternal. Serta pengendali perusahaan baik redaksional maupun usaha. Juga menerima laporan pemimpin redaksi dan pemimpin perusahaan.

3. Pemimpin umum: orang pertama dalam perusahaan yang bertanggung jawab atas maju mundurnya institusi pers yang dipimpinnya. Serta menjadi penentu kebijakan, arah perkembangan laba rugi perusahaan. Termasuk berhak mengangkat atau memecat bawahannya. Terkadang pemimpin umum adalah top manager sekaligus owner.

Tingkatan Manajemen Keredaksian

1. Pemimpin Redaksi (Pemred)

Merupakan manajemen tingkat atas. Bertugas merencanakan kegiatan dan strategi keredaksian secara umum dan mengarahkan jalannya proses redaksi.

Middle management atau manajemen tingkat menengah bertugas sebagai penghubung antara manajemen puncak dan manajemen lini pertama, misalnya Wakil Pimpinan

2. Redaktur Pelaksana (Redpel)

Lower management atau manejemen lini pertama (first-line management) adalah manajemen yang memimpin dan mengawasi tenaga-tenaga operasional. Manajemen ini dikenal pula dengan istilah manajemen operasional.

3. Redaktur (Editor)

Umumnya para redaktur halaman atau redaktur desk. Ada khusus halaman ekonomi, politik, pendidikan, kriminal, hukum dst.

4. Reporter & Fotografer

Wartawan yang menjadi ujung tombak di bidang peliputan berita, menulisan berita, wawancara, dll.

Manajemen Media Cetak

Ada dua bagian besar sebuah penerbitan pers atau media massa:

  1. Bagian Redaksi (Editor Department)
  2. Bagian Pemasaran atau Bagian Usaha (Business Department).

Bagian Redaksi dipimpin oleh Pemimpin Redaksi. Bagian Pemasaran dipimpin olen Manajer Pemasaran atau Pemimpin Usaha.

Di atas keduanya adalah Pemimpin Umum (General Manager). Ada juga Pemimpin Umum yang merangkap Pemimpin Redaksi.

Bagian Redaksi tugasnya meliput, menyusun, menulis, atau menyajikan informasi berupa berita, opini, atau feature.

Orang-orangnya disebut wartawan. Redaksi merupakan merupakan sisi ideal sebuah media atau penerbitan pers yang menjalankan visi, misi, atau idealisme media.

Bagian Redaksi dikepalai oleh seorang Pemimpin Redaksi. Di bawah Pemred biasanya ada Wakil Pemred yang bertugas sebagai pelaksana tugas dan penanggungjawab sehari-hari di bagian redaksi.

Pemred/Wapemred membawahkan seorang atau lebih Redaktur Pelaksana yang mengkoordinasi para Redaktur (Editor), Koordinator Reporter atau Koordinator Liputan (jika diperlukan), para Reporter dan Fotografer, Koresponden, dan Kontributor.

Termasuk Kontributor adalah para penulis lepas (artikel) dan kolumnis.

Di Bagian Redaksi ada pula yang disebut Dewan Redaksi atau Penasihat Redaksi. Biasanya terdiri dari Pemred, Wapemred, Redpel, Pemimpin Usaha, dan orang-orang yang dipilih menjadi penasihat bidang keredaksian.

Ada pula yang disebut Staf Ahli atau Redaktur Ahli, yakni orang-orang yang memiliki keahlian di bidang keilmuwan tertentu yang sewaktu-waktu masukan atau pendapatnya sangat dibutuhkan redaksi untuk kepentingan pemberitaan atau analisis berita.

Bagian lain yang terkait dengan bidang keredaksian adalah Redaktur Pracetak yang membidangi tugas Desain Grafis (Setting, Lay Out, dan Artistik) serta Perpustakaan dan Dokumentasi.

Dalam hal tertentu, bagian Penelitian dan Pengembangan (Litbang) dapat masuk ke bagian Redaksi.

Tugas

Pemimpin Umum

Ia bertanggung jawab atas keseluruhan jalannya penerbitan pers, baik ke dalam maupun ke luar.

Ia dapat melimpahkan pertanggungjawabannya terhadap hukum kepada Pemimpin Redaksi sepanjang menyangkut isi penerbitan (redaksional) dan kepada Pemimpin Usaha sepanjang menyangkut pengusahaan penerbitan.

Pemimpin Redaksi

Pemimpin Redaksi (Editor in Chief) bertanggung jawab terhadap mekanisme dan aktivitas kerja keredaksian sehari-hari.

Ia harus mengawasi isi seluruh rubrik media massa yang dipimpinnya. Di suratkabar mana pun, Pemimpin Redaksi menetapkan kebijakan dan mengawasi seluruh kegiatan redaksional.

Ia bertindak sebagai jenderal atau komandan yang perintah atau kebijakannya harus dipatuhi bawahannya. Kewenangan itu dimiliki katena ia harus bertanggung jawab jika pemberitaan medianya “digugat” pihak lain.

Pemimpin Redaksi juga bertanggung jawab atas penulisan dan isi Tajuk rencana (Editorial) yang merupakan opini redaksi (Desk opinion).

Jika Pemred berhalangan menulisnya, lazim pula tajuk dibuat oleh Redaktur Pelaksana, salah seorang anggota Dewan Redaksi, salah seorang Redaktur, bahkan seorang Reporter atau siapa pun dengan seizin dan sepengetahuan Pemimpin Redaksi yang mampu menulisnya dengan menyuarakan pendapat korannya mengenai suatu masalah aktual.

Dewan Redaksi

Dewan Redaksi biasanya beranggotakan Pemimpin Umum, Pemimpin Redaksi dan Wakilnya, Redaktur Pelaksana, dan orang-orang yang dipandang kompeten menjadi penasihat bagian redaksi.

Dewan Redaksi bertugas memberi masukan kepada jajaran redaksi dalam melaksanakan pekerjaan redaksional.

Dewan Redaksi pula yang mengatasi permasalahan penting redaksional, misalnya menyangkut berita yang sangat sensitif atau sesuai-tidaknya berita yang dibuat tersebut dengan visi dan misi penerbitan yang sudah disepakati.

Redaktur Pelaksana

Di bawah Pemred biasanya ada Redaktur Pelaksana (Managing Editor). Tanggung jawabnya hampir sama dengan Pemred/Wapemred, namun lebih bersifat teknis.

Dialah yang memimpin langsung aktivitas peliputan dan pembuatan berita oleh para reporter dan editor.

Redaktur

Redaktur (editor) sebuah penerbitan pers biasanya lebih dari satu. Tugas utamanya adalah melakukan editing atau penyuntingan, yakni aktivitas penyeleksian dan perbaikan naskah yang akan dimuat atau disiarkan.

Di internal redaksi, mereka disebut Redaktur Desk (Desk Editor), Redaktur Bidang, atau Redaktur Halaman karena bertanggung jawab penuh atas isi rubrik tertentu dan editingnya.

Seorang redaktur biasanya menangani satu rubrik, misalnya rubrik ekonomi, luar negeri, olahraga, dsb.

Redaktur Pracetak

Setingkat dengan Redaktur/Editor adalah Redaktur Pracetak atau Redaktur Artistik.

Ia bertanggung jawab menangani Naskah Siap Cetak (All In Hand/All Up) dari para redaktur, yaitu semua naskah berita yang sudah diturunkan ke percetakan dan sudah diset bersih, desain cover dan perwajahan (tata letak, lay out, artistik), dan hal-ihwal sebelum koran dicetak.

Bagian lain di yang berada di bawah koordinasi Redaktur Pracetak adalah Setter atau juruketik naskah. Ia bertugas mengetik naskah yang akan dimuat.

Ada pula Korektor yang bertugas mengoreksi (membetulkan) kesalahan ketik pada naskah yang siap cetak.

Reporter

Di bawah para editor adalah para Reporter. Mereka merupakan “prajurit” di bagian redaksi. Mencari berita lalu membuat atau menyusunnya, merupakan tugas pokoknya.

Fotografer

Fotografer (wartawan foto atau juru potret) tugasnya mengambil gambar peristiwa atau objek tertentu yang bernilai berita atau untuk melengkapi tulisan berita yang dibuat wartawan tulis.

Ia merupakan mitra kerja yang setaraf dengan wartawan tulisan (reporter). Jika tugas wartawan tulis menghasilkan karya jurnalistik berupa tulisan berita, opini, atau feature, maka fotografer menghasilkan Foto Jurnalistik (Journalistic Photography, Photographic Communications).

Fotografer menyampaikan informasi atau pesan melalui gambar yang ia potret.

Fungsi foto jurnalistik antara lain menginformasikan (to inform), meyakinkan (to persuade), dan menghibur (to entertain).

Koresponden

Selain reporter, media massa biasanya memiliki pula Koresponden (correspondent) atau wartawan daerah, yaitu wartawan yang ditempatkan di negara lain atau di kota lain (daerah), di luar wilayah di mana media massanya berpusat.

Kontributor

Kontributur atau penyumbang naskah/tulisan secara struktural tidak tercantum dalam struktur organisasi redaksi.  Ia terlibat di bagian redaksi secara fungsional.

Kontributor terdiri dari:

  1. Penulis artikel
  2. Kolomnis
  3. Karikaturis.
  4. Sastrawan juga menjadi kontributor ketika mereka mengirimkan karya sastranya (puisi, cerpen, esei) ke sebuah media massa.
  5. Wartawan Lepas (Freelance Journalist) juga termasuk kontributor. Wartawan Lepas adalah wartawan yang tidak terikat pada media massa tertentu, sehingga bebas mengirimkan berita untuk dimuat di media mana saja, dan menerima honorarium atas tulisannya yang dimuat.
  6. Wartawan Pembantu (Stringer). Ia bekerja untuk sebuah perusahaan pers, namun tidak menjadi karyawan tetap perusahaan tersebut. Ia menerima honorarium atas tulisan yang dikirim atau dimuat.

Bidang Pendukung Redaksi

Bagian yang tak kalah pentingnya untuk membantu kelancaran kerja redaksi adalah bagian Perpustakaan dan Dokumentasi serta bagian Penelitian dan Pengembangan (Litbang).

Litbang memantau perkembangan sebuah penerbitan, survei pembaca, dan memberikan masukan-masukan bagi pengembangan redaksional dan bagian lainnya, termasuk pembinaan dan pengembangan kualitas sumber daya manusia.

Bagian Usaha (Business Department)

Bertugas menyebarluaskan media massa, yakni melakukan pemasaran (marketing) atau penjualan (saling) media massa. Bagian ini merupakan sisi komersial meliputi sirkulasi/distribusi, iklan, dan promosi.

Biasanya, bagian pemasaran dipimpin oleh seorang Pemimpin Perusahaan atau seorang Manajer Pemasaran (Marketing Manager) yang membawahkan:

  1. Manajer Sirkulasi
  2. Manajer Iklan
  3. Manajer Promosi

Proses Pemberitaan Media Cetak

  1. News Planning. Rapat redaksi, penentuan topik, liputan, narasumber, pembagian tugas peliputan, penyusunan anggaran atau biaya operasional, dll.
  2. News Gathering. Mengumpulkan berita, liputan, reportase, wawancara.
  3. News Writing. Penulisan hasil liputan, penulisan berita atau feature.
  4. News Editing. Penyuntingan naskah berita oleh redaktur.
  5. News Layouting. Setting, tata letak, desain grafis oleh tim pracetak.
  6. News Printing. Proses percetakan.
  7. News Distributing. Distribusi ke pembaca atau pelanggan. Bagian sirkulasi menyebarkan media ke agen-agen, distributor, atau pengecer.

 

Lima Generasi Media Cetak di Indonesia
1. Media Cetak jaman Hindia Belanda
2. Media Cetak jaman Penjajahan Jepang.
3. Media Idealisme/Perjuangan Kemerdekaan : Indonesia Raya, Pedoman, Kedaulatan Rakyat, Suara
Merdeka, Pikiran Rakyat, Surabaya Pos, Waspada, Haluan dll.
4. Media Cetak jaman Quasi Idealisme : Kompas, Sinar Harapan, Pos Kota, Bali Pos, Analisa (Medan),
Sriwijaya Pos, Sumatera Express, Fajar.
5. Media Cetak di Era Bisnis – Industri : Media Indonesia, Harian Tempo, Jawa Pos (Baru), Seputar
Indonesia, berbagai koran daerah dibawah jaringan Jawa Pos, Kompas maupun yang independen.
 Media Cetak di Jaman Kemerdekaan: Koran Perjuangan dengan modal terbatas mendapat dukungan
dari pembaca lokal.
 Media Cetak di Jaman Era Orde Baru: Koran Quasi Bisnis mengembangkan diri sebagai sebuah
industri . Oleh rezim Orde Baru mendapat berbagai fasilitas: subsidi kertas, subsidi transportasi, dan
subsidi kredit perbankan.
 Mengembangkan sayap bisnis diluar usaha media : bidang properti, usaha penerbitan, usaha
percetakan, usaha pabrik kertas, dll.
 Pembredelan. Terdapat 237 Media Cetak ditutup selama Orde Baru.
 Media di Era Reformasi: Diterbitkan oleh Pemilik modal yang tidak berasal dan memahami
jurnalistik. Sepenuhnya sebagai institusi bisnis.
Manajemen Media Massa
 Harus memiliki visi dan misi yang jelas.
 Harus melakukan study pasar: feasibility study yang comprehensive dan mendalam.
 Menyusun business plan yang akurat dan dapat dipertanggung jawabkan secara detail.
 Mencari investor yang mempunyai pemahaman dan visi yang sama mengenai media massa.
 Memiliki ketrampilan dan pemahaman bisnis khususnya perubahan teknik-teknik pemasarannya
disesuaikan dengan target pembaca.
 Memberikan pengetahuan dasar dan pemahaman dasar mengenai prinsip-prinsip bisnis kepada
seluruh wartawan dan lingkungan media yang akan diterbitkan. Setiap orang harus menjadi sales
and marketing terhadap media tempat ia bekerja.
 Bekerja keras untuk mendapatkan positioning dalam bentuk memperoleh image dan audience yang
cukup kuat.
 Segera melakukan konsolidasi dan meningkatkan kualitas serta lebih mengetengahkan idealisme
ketika media yang bersangkutan sudah cukup mampu untuk itu.
 Senantiasa mencari peluang baru di tengah persaingan yang ada dengan memanfaatkan
perkembangan teknologi.
 Selalu konsisten didalam peningkatan kualitas dan pengembangan usaha serta konsiten dalam
menjalankan good corporate governance.

Zona Pasar Media Cetak

Pertama, CZ (City Zone): batas wilayah media cetak itu berada. Kedua, PMA (Primary Market Area): area
utama tempat media cetak itu menyajikan berita dan pelayanan iklannya. Ketiga, RTZ (Retail Trading
Zone): wilayah di luar CZ tempat media cetak itu diperjualbelikan. Keempat, NDM (Newspaper
Designated Market): area geografis yang dianggap media cetak itu sebagai pasarnya.
Format Media Cetak
Broadsheet: ukuran surat kabar umum. Misalnya, KOMPAS, Media Indonesia, Republika dll.
Tabloid: ukuran setengah broadsheet. Format ini diperkenalkan untuk dikonsumsi oleh pembaca di
kalangan masyarakat urban yang sibuk dalam transportasi umum seperti bus, kereta api dll. Misalnya,
KORAN TEMPO dll.
Magazine: ukuran setengah tabloid atau seperempat broadsheet. Halamannya diikat dengan kawat,
sampul lebih tebal dan mengkilap daripada halamannya. Misalnya, Majalah TEMPO dll.
Book: ukuran setengah magazine atau seperempat tabloid atau seperdelapan broadsheet. Misalnya,
Majalah INTISARI dll.
Struktur Organisasi Media Cetak
Pertama, redaksi yang terdiri dari pemimpin redaksi; wakil pemimpin redaksi; sekretaris redaksi; dewan
redaksi; redaktur pelaksana; redaktur; koresponden (reporter di luar kota atau di luar negeri). Kedua,
tata usaha yang terdiri dari administrasi internal yang mengurusi manajemen internal, kepegawaian,
penggajian dll; administrasi eksternal yang mengurusi pemasaran, sirkulasi, iklan, langganan dll. Ketiga,
produksi yang terdiri dari percetakan sendiri atau percetakan lain.
Proses Media Cetak
Pertama, kebijakan redaksi yang tergantung pada ideologi atau politik media cetak. Misal, KOMPAS
(Katolik), Suara Pembaruan (Kristen), Republika (Islam), Suara Karya (Parpol) dll. Kedua, frekuensi terbit:
harian; mingguan, dwi mingguan; bulanan. Ketiga, tenggat terbit: jam (harian); hari tertentu (mingguan);
minggu tertentu (bulanan). Ini perlu diketahui dan diperhatikan oleh pemasang iklan. Keempat, cetak:
off set modern sampai dengan cetak digital jarak jauh. Kelima, sirkulasi: lokal; nasional; regional;
internasional. Keenam, pembaca: jenis kelamin, usia, pendidikan, penghasilan, profesi, hobby, suku,
agama dan ras/etnik. Ketujuh, metode distribusi: bagaimana media cetak itu didistribusikan. Misalnya,
eceran, loper, agen, toko dll.

Referensi

  • Jurnalistik Praktis, Asep Syamsul M. Romli; Remaja Rosda Karya, 1998.
  • Jurnalistik Terapan, Asep Syamsul M. Romli; Batic Press, 2001.
  • Jurnalisme Dasar: Luwi Ishwara; Penerbit Buku Kompas, Desember 2005
  • Bagaimana Meliput dan Menulis Berita untuk Media Massa: Ashadi Siregar dkk, Kanisius 1999.
  • Manajemen Penerbitan Pers: Totok Djuroto. Remaja Rosda Karya, 2000.

 

Tulis Komentar